Thursday, August 30, 2012


Fakta Menarik Seputar Tidur

Berikut ini adalah informasi yang saya dapatkan dari Kompas.com

Penulis : Lusia Kus Anna | Rabu, 27 Juni 2012 | 11:26 WIB

Putting your mind at rest: Research suggests that sleeping on a problem will help you reach the best decision

Kompas.com - Tidur termasuk dalam kebutuhan primer bagi kesehatan tubuh dan jiwa. Ada beberapa alasan mengapa tidur sangat penting. Jika kita kurang tidur, risiko terkena diabetes, stroke, obesitas, hingga hipertensi, akan meningkat.

Yang menarik mengenai tidur adalah jika kita terlalu banyak tidur lebih dari yang direkomendasikan 7-8 jam setiap malam, maka kita juga akan beresiko terkena penyakit jantung. Fakta tersebut bukan satu-satunya hal menarik seputar tidur. Berikut adalah beberapa fakta mengejutkan lain mengenai tidur yang mungkin belum Anda ketahui:

- Mimpi bisa terjadi pada semua fase tidur

Dulu, para peneliti mengira bahwa kita hanya bisa bermimpi pada fase tidur Rapid Eye Movement (REM). Belakangan pendapat tersebut dikoreksi karena riset menunjukkan manusia bisa bermimpi pada semua fase tidur. Selama fase non-REM, mimpi manusia terbentuk oleh pikiran, perasaan, dan emosi yang mereka alami. 

- Tak semua orang perlu alarm untuk bangun

Beberapa orang tidak memerlukan alarm untuk bangun pada waktu yang sama karena mereka sudah memiliki jam alarm internal. Orang-orang tersebut biasanya bisa terbangun karena hormon stres adrenokortisotophin. Tubuh kita memproduksi hormon itu untuk merespon stres biologis karena mengingat harus meeting penting di pagi hari yang akhirnya membuat kita terbangun. 

- Anak dan remaja perlu waktu tidur yang sama

Mengapa para remaja selalu susah dibangunkan ketika tidur? Karena mereka sama seperti anak-anak yang perlu 10 jam waktu tidur. Sementara orang dewasa tidur 8 jam sudah membuat bugar. 

- Otak tidak pernah tertidur

Tubuh mungkin bisa kelelahan dan mengantuk, tetapi otak kita tidak pernah berhenti berfungsi. Selama kita tertidur, otak akan sibuk memerintahkan sistem organ untuk tetap berfungsi, misalnya organ pernapasan.

- Bahaya tidur tak bisa diam

Ada orang-orang tertentu yang tak pernah bisa tenang ketika tidur, mereka menendang atau bahkan meninju sambil tidur. Menurut penelitian, orang seperti itu beresiko tinggi menderita penyakit saraf seperti parkinson ketika mereka sudah tua.

- Kurang tidur mengurangi konsentrasi

Tidur dengan waktu yang cukup sangat penting karena jika tidak Anda akan mengalami gangguan konsentrasi dan kemampuan memecahkan masalah. Kurang tidur juga membuat kita mudah lupa.

- Posisi tidur memengaruhi kecantikan

Banyak yang percaya bahwa tidur terlentang bisa membuat orang awet muda. Yang benar adalah, tidur dalam posisi miring atau tengkurap akan membuat wajah bersentuhan langsung dengan bantal. Hal tersebut menyebabkan terbentuknya "garis" di wajah yang bisa memicu kerutan.

Sumber :

Tuesday, August 21, 2012

Geography of Indonesia


Map of Indonesia
Indonesia lies between latitudes 11°S and 6°N, and longitudes 95°E and 141°E. It consists of 17,508 islands, about 6,000 of which are inhabited.[86] These are scattered over both sides of the equator. The largest are Java, Sumatra, Borneo (shared with Brunei and Malaysia), New Guinea (shared with Papua New Guinea), and Sulawesi. Indonesia shares land borders with Malaysia on Borneo, Papua New Guinea on the island of New Guinea, and East Timor on the island of Timor. Indonesia shares maritime borders across narrow straits with Singapore, Malaysia, and the Philippines to the north, and with Australia to the south. The capital, Jakarta, is on Java and is the nation's largest city, followed by Surabaya, Bandung, Medan, and Semarang.[87]
At 1,919,440 square kilometers (741,050 sq mi), Indonesia is the world's 16th-largest country in terms of land area.[88] Its average population density is 134 people per square kilometer (347 per sq mi), 79th in the world,[89] although Java, the world's most populous island,[90] has a population density of 940 people per square kilometer (2,435 per sq mi). At 4,884 metres (16,024 ft), Puncak Jaya in Papua is Indonesia's highest peak, and Lake Toba in Sumatra its largest lake, with an area of 1,145 square kilometers (442 sq mi). The country's largest rivers are in Kalimantan, and include the Mahakam and Barito; such rivers are communication and transport links between the island's river settlements.[91]

Mount Semeru and Mount Bromo in East Java. Indonesia's seismic and volcanic activity is among the world's highest.
Indonesia's location on the edges of the PacificEurasian, and Australian tectonic plates makes it the site of numerous volcanoes and frequent earthquakes. Indonesia has at least 150 active volcanoes,[92] including Krakatoa and Tambora, both famous for their devastating eruptions in the 19th century. The eruption of the Toba supervolcano, approximately 70,000 years ago, was one of the largest eruptions ever, and a global catastrophe. Recent disasters due to seismic activity include the 2004 tsunami that killed an estimated 167,736 in northern Sumatra,[93] and the Yogyakarta earthquake in 2006. However, volcanic ash is a major contributor to the high agricultural fertility that has historically sustained the high population densities of Java and Bali.[94]
Lying along the equator, Indonesia has a tropical climate, with two distinct monsoonal wet and dry seasons. Average annual rainfall in the lowlands varies from 1,780–3,175 millimeters (70–125 in), and up to 6,100 millimeters (240 in) in mountainous regions. Mountainous areas—particularly in the west coast of Sumatra, West Java, Kalimantan, Sulawesi, and Papua—receive the highest rainfall. Humidity is generally high, averaging about 80%. Temperatures vary little throughout the year; the average daily temperature range of Jakarta is 26–30 °C (79–86 °F).[95]
Creative Commons License
Except where otherwise noted, blog entries of The Finder - The Blog by Hendrik Lie is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License.